Awal hidup Martin Luther

Kelahiran dan pendidikan

Lukisan Hans dan Margarethe Luther karya Lucas Cranach Tua, 1527.

Martin Luther lahir dari pasangan Hans Luder (atau Ludher, kelak Luther)[1] dan Margarethe (née Lindemann) istrinya pada 10 November 1483 di Eisleben, Sachsen, yang kala itu merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci. Beliau dibaptis keesokan harinya pada pesta peringatan St. Martinus dari Tours. Keluarganya pindah ke Mansfeld pada 1484, tempat ayahnya menjadi penyewa usaha sejumlah tempat peleburan dan tambang tembaga[2] serta menjabat sebagai salah seorang dari empat perwakilan warga dalam dewan setempat. Hans Luther terpilih sebagai anggota dewan kota pada 1492.[1][3] Martin Marty, seorang akademisi religi, mendeskripsikan ibu Luther sebagai seorang wanita pekerja keras dari kelas menengah dan keturunan peniaga serta berpendapat bahawa para seteru Luther di kemudian hari secara keliru mendeskripsikan ibunya sebagai seorang pelacur dan pelayan tempat pemandian.[1]

Beliau memiliki sejumlah saudara laki-laki dan perempuan, dan diketahui dekat dengan salah seorang di antaranya, Jacob.[4] Hans Luther memiliki ambisi bagi dirinya sendiri dan keluarganya, serta bertekad untuk menyaksikan Martin, anak tertuanya, menjadi seorang pengacara. Beliau mengirim Martin ke sekolah-sekolah Latin di Mansfeld, kemudian Magdeburg pada 1497, tempat beliau memasuki satu sekolah yang dikelola oleh sekolompok awam yang disebut Persaudaraan Hidup Bersama, dan Eisenach pada 1498.[5] Ketiga sekolah itu berfokus pada apa yang disebut "trivium": tata bahasa, retorika, dan logika. Luther kemudian membandingkan pendidikannya di sana dengan purgatorium dan neraka.[6]

Pada 1501, ketika usianya 17 tahun, beliau memasuki Universitas Erfurt, yang kemudian beliau deskripsikan sebagai rumah bir dan tempat pelacuran.[7] Beliau harus bangun setiap pukul empat pagi untuk apa yang digambarkannya sebagai "hari belajar hafalan dan acap kali latihan-latihan rohani yang melelahkan".[7] Beliau mendapatkan gelar magisternya pada 1505.[8]

thumb|lurus|Luther sebagai seorang frater, dengan tonsur.

Selaras dengan keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri pada sekolah hukum di universitas yang sama tahun itu namun tidak lama kemudian beliau putus kuliah, dengan keyakinan bahawa hukum merepresentasikan ketidakpastian.[8] Luther mencari jaminan akan kehidupan serta merasa tertarik dengan teologi dan filsafat, mengekspresikan ketertarikan khusus pada Aristoteles, William dari Ockham, dan Gabriel Biel.[8] Beliau mendapat banyak pengaruh dari dua tutornya, Bartholomaeus Arnoldi von Usingen dan Jodocus Trutfetter, yang mengajarinya untuk bersikap curiga, bahkan terhadap para pemikir terbesar,[8] dan untuk menguji sendiri segala sesuatu berdasarkan pengalaman.[9]

Filsafat terbukti tidak memuaskan, kerana menurutnya menawarkan jaminan seputar penggunaan akal atau daya pikir tanpa menyinggung tentang mencintai Tuhan, yang bagi Luther adalah lebih penting. Beliau merasa bahawa akal tidak dapat menuntun manusia kepada Tuhan, dan beliau kemudian mengembangkan suatu hubungan cinta-benci secara simultan dengan Aristoteles kerana penekanannya pada akal.[9] Bagi Luther, akal dapat digunakan untuk mempertanyakan hal-hal terkait manusia dan institusi, tetapi bukan Tuhan. Beliau meyakini bahawa manusia dapat belajar tentang Tuhan hanya melalui wahyu ilahi, dan karenanya Kitab Suci menjadi semakin penting baginya.[9]

Beliau kemudian mengaitkan keputusannya dengan suatu peristiwa: pada 2 Juli 1505, beliau kembali ke universitas dengan menunggang kuda setelah menempuh perjalanan pulang ke rumah. Ketika terjadi hujan badai, petir menyambar di dekatnya. Beliau menjerit, "Tolong! Santa Anna, aku akan menjadi seorang rahib!", lalu beliau bercerita kepada ayahnya bahawa beliau takut akan kematian dan penghakiman ilahi.[10][11] Beliau tersadar kalau jeritannya minta tolong merupakan suatu kaul yang tidak pernah dapat beliau langgar. Beliau meninggalkan sekolah hukum, menjual buku-bukunya, dan masuk Biara St. Agustinus di Erfurt pada 17 Juli 1505.[12] Seorang teman menghubungkan keputusan itu dengan kesedihan Luther akibat kemangkatan dua orang temannya. Luther sendiri tampak bersedih hati atas keputusannya untuk pergi. Mereka yang menghadiri makan malam perpisahan mengantarnya ke pintu Klausura Hitam tujuannya. "Hari ini kamu melihatku, dan di kemudian hari takkan pernah lagi," katanya.[9] Ayahnya sangat marah atas apa yang dilihatnya sebagai suatu pemborosan telah memberikan Luther pendidikan.[13]

Kehidupan awal dan akademis

thumb|lurus|Lukisan Luther sebagai seorang frater Agustinian yang dihasilkan setelah kematian beliau.

Luther mendedikasikan dirinya pada tarekat Agustinian, mengabdikan diri dalam laku puasa, doa selama berjam-jam, ziarah, dan pengakuan dosa secara berkala.[14] Luther mendeskripsikan periode hidupnya ini sebagai salah satu keputusasaan rohani. Beliau berkata, "Aku kehilangan kontak dengan Kristus Sang Juruselamat dan Penghibur, serta menjadikan-Nya sipir dan algojo jiwaku yang malang."[15] Johann von Staupitz, superiornya, berupaya mengalihkan pikiran Luther dari perenungan secara terus-menerus atas dosa-dosanya kepada jasa-jasa Kristus. Beliau mengajarkan bahawa pertobatan sejati bukan mengenai hukuman dan penyilihan swakarsa, melainkan suatu perubahan hati.[16]

Pada 3 April 1507, Jerome Scultetus, Uskup Brandenburg, menahbiskan Luther di Katedral Erfurt. Pada 1508, von Staupitz, dekan pertama Universitas Wittenberg yang baru didirikan, memanggil Luther untuk mengajar teologi.[17][18]Beliau mendapatkan gelar sarjana dalam bidang studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjana lainnya dalam bidang studi Sententiae karya Petrus Lombardus pada 1509.[19]

Pada 19 Oktober 1512, beliau dianugerahi gelar Doktor Teologi, dan, pada 21 Oktober 1512, beliau diterima dalam senat fakultas teologi di Universitas Wittenberg,[20] menggantikan jabatan Staupitz sebagai profesor teologi.[21] Beliau menghabiskan sisa kariernya dalam posisi ini di Universitas Wittenberg.

Beliau ditunjuk menjadi vikaris provinsial Sachsen dan Thüringen oleh tarekat religiusnya pada 1515. Ini berarti beliau perlu mengunjungi dan mengawasi kesebelas biara di provinsinya.[22]

Rujukan

WikiPedia: Martin Luther http://christianity.about.com/od/lutherandenominat... http://www.artdaily.com/index.asp?int_new=26979&in... http://www.exclassics.com/foxe/foxe147.htm http://www.hymntime.com/tch/htm/f/l/u/flungtot.htm http://www.signaturetoursinternational.com/gp-3.ph... http://www.buergerstiftung-halle.de/bildung-im-vor... http://dispatch.opac.d-nb.de/DB=1.1/LNG=EN/CMD?ACT... http://www.luther.de/en/index.html http://digital.slub-dresden.de/id328043192 http://www.studia-instrumentorum.de/MUSEUM/zistern...